AKUNTANSI INTERNASIONAL: Translasi Mata Uang Asing
Posted by Astri Sri Dayanti
Translasi
mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya.
Alasan Translasi Mata Uang Asing
1.
Mencatat
transaksi mata uang asing.
2.
Memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
3.
Berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
Translasi
mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu pertukaran fisik antara
satu valuta dengan valuta lainnya. Translasi mata uang asing merupakan transasi
sederhana dalam ekspresi moneter. Mekanisme yang digunakan untuk mentranslasi
saldo-saldo valuta asing kedalam valuta domestic yang ekivalen adalah kurs
valuta asing, yaitu, harga satu unit valuta yang ditunjukan ke dalam valuta
lain.
Transaksi
mata uang asing biasanya terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, dan
pasar swap. Valuta asing yang
diperjualbelikan di pasar spot
biasanya mesti dikirimkan segera dalam dua hari bisnis. Nilai tukar dalam pasar
spot dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Diantaranya, perbedaan tingkat inflasi antara dua negara yang
bersangkutan, perbedaan suku bunga nasional, dan kekuatan permintaan dan
penawaran yang kompleks yang dipengaruhi oleh harapan terhadap pergerakan kurs
di masa depan. Kurs pada pasar spot
bersifat langsung atau tidak langsung. Pada tranaslasi secara langsung, kurs
menetapkan jumlah unit mata uang domestik yang dibutuhkan untuk mendapatkan
unit mata uang asing. Sedangkan translasi secara tidak langsung, harga satu
buah unit mata uang domestik dalam mata uang asing.
Transaksi
pada pasar forward adalah persetujuan
untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan
datang. Translasi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot,
atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
Pasar forward seringkali memasukkan
translasi bid dan ask (penawaran dan permintaan).
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward secara simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward
secara mata uang. Para investor sering kali menggunakan transaksi swap untuk mendapatkan keuntungan dari
tingkat saham negara asing yang tinggi sementara juga secara simultan
berjaga-jaga terhadap pergerakan nilai tukar yang tidak stabil.
Efek Laporan Keuangan Terhadap
Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Untuk
mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik terdapat
tiga kurs translasi.
1.
Kurs
saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan
2.
Kurs
historis, adalah translasi mata uang yang beraku saat aset dengan mata uang
asing pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uanga asing
pertama kali muncul.
3.
Kurs
rata-rata, adalah nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs
histori maupun kurs saat ini.
Efek-efek
atas laporan keuangaan apa yang dihasilkan karena menggunakan kurs historis
ataupun kurs berlaku sebagai koefisien translasi valuta asing? Nilai tukar
historis umumnya mempertahankan biaya awal yang ekivalen dari item valuta asing
dalam laporan valuta domestik. Pemakaian kurs historis membentengi laporan
keuangan dari kerugian atau euntungan translasi valuta asing, yaitu, dari
peningkatan atau penurunan dalam dolar-ekivalen dari saldo valuta asing akibat
fluktuasi kurs translasi antar periode pelaporan.
Translasi Mata Uang Asing
Perbedaan
karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi
oleh mata uang asing. Oleh karena itu, transaksi mata uang asing akan muncul
saat perusahaan membeli atau menjual produk yang pembayarannya menggunakan mata
uang asing atau juga saat pinjam meminjam dengan mata uang uang asing.
Metode Nilai Tukar Ganda
Metode
nilai tukar ganda mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses
translasi mata uang asingnya.
Metode
Current-Noncurrent
Pada
metode ini, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lanaer
ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan
keuangannya dengan kurs saat ini. aset dan kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item-item laba rugi kecuali beban depresiasi dan amortisasi,
ditranslasikan pada apikasi tingkat
rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata tambahan yang
mencakupp seluruh periode yang dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi
ditransasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki
didapatkan.
Metode
Moneter-Nonmoneter
Metode
ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata
uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditransasikan dalam kurs
saat ini. item non moneter ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan
dengan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep current-noncurrent.
Metode
kurs sementara
Dengan
metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang
dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Dengan kata lain,
translasi mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item
tersebut, tetapi bukan penilaian akrual. Pada metode ini, item moneter seperti
kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat ini. item nonmoneter ditranslasikan pada kurs
yang menjaga dasar perhitungan awal. Secara spesifik, aset yang dihitung harga
perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs
historis.
Pengembangan Akuntansi Translasi
Mata Uang Asing
Praktik
akuntansi translasi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respon
terhadap meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan
dalam sistem moneter internasional.
Pra-1965
Sebelum
tahun 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan di AS dipandu
oleh Accounting Research Bulletin No.
43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent.
Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap
pendapatan. Kerugian translasi mata uang asing bersih diakui dalam pendapatan lancar,
sementara keuntungan translasi mata uang asing ditangguhkan dalam akun tunda di
neraca pembukuan dan digunakan untuk menutup kerugian translasi mata uang asing
dalam periode yang akan datang.
1965-1975
ARB No.
43 memperbolehkan beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan
khusus, persedian dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Utang jangka
panjang terjadi untuk mendapatkan aset jangka panjang yang disajikan ulang
dengan kurs saat ini saat terdapat perubahan besar dalam nilai tukar. Translasi
mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs
tersebut diperbolehkan setelah Accounting
Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
1975-1981
Pada
tahun 1975, FASB mengeluarkan FAS No. 8 untuk mengakhiri perbedaan metode pada
standar translasi mata uang asing sebelumnya. Keputusan tersebut dikritik
karena menghasilkan akuntansi yang tidak sejalan dengan realitas ekonomi.
Mereka mengkhawatirkan jika laporan perusahaan multinasional akan lebih mudah
berubah daripada perusahaan domestik, dengan demikian menekan harga saham
mereka.
1981-sekarang
Pada
bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan
pertamanya. Kebanyakan dari 200 surat yang diterima berhunbungan dengan FAS No.
8, meminta untuk mengubahnya. Sebagai respon terhadap ketidakpuasan tersebut,
FASB mempertimbangkan FAS No. 8 dan setelah beragam pubic meeting dan dua
penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of financial Accounting
Standards No. 52 pada tahun 1981.
Gambaran Standard No.52 / Standar
akuntansi Internasional 21
Tujuan
translasi mata uang asing dalam FAS No. 8 berbeda secara substansi dari FAS No.
52. FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan dengan memberi syarat
bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan jika seluruh transaksi
mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan. Standar No. 52 mengakui
bahwa kedua perspektif baik induk perusahaan maupun perusahaan lokal benar
sebagai kerangka kerja laporan. Pada level internasional, IASB mengeluarkan
keputusan paralel, IAS 21, yang sekarang berkembang untuk mengklarifikasi
persyaratannya dan memecahkannya. Keduanya, FS No. 52 dan versi baru IAS 21
bertujuan untuk:
1.
Menampilkan,
dalam laporan gabungan, hasil keuangan dan keterhubungan dihitung dengan mata
uang primer yang dikonsolidasikan antara laporan induk dan anak perusahaan
bisnis (dengan mata uang fungsional)
2.
Menyediakan
informasi yang secara umum kompatibel dengan efek ekonomi yang diharapkan pada
perubahan nilai tukar pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
Soal dan Jawaban
1.
Proses
pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut…
A.
Translasi
Mata Uang Asing
B.
Transaksi
Mata Uang Asing
C.
Konversi
Mata Uang Asing
D.
Translasi
Mata Uang Lokal
Jawaban
A
2.
Untuk
mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik terdapat
tiga kurs translasi yaitu, kecuali…
A.
Kurs
saat ini
B.
Kurs
saat itu
C.
Kurs
historis
D.
Kurs
rata-rata
Jawaban
B
3.
Metode
nilai tukar ganda yang menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan
nilai tukar mata uang asing yang sesuai adalah…
A.
Metode
Current-Noncurrent
B.
Metode
Kurs Sederhana
C.
Metode
Moneter-Nonmoneter
D.
Metode
Nilai Tukar Tunggal
Jawaban
C
4.
Translasi
mata uang yang beraku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan
atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul merupakan
pengertian dari…
A.
Kurs
saat ini
B.
Kurs
saat itu
C.
Kurs
historis
D.
Kurs
rata-rata
Jawaban
C
5.
FASB
mengeluarkan statement of financial Accounting
Standards No. 52 pada tahun …
A.
1978
B.
1967
C.
1981
D.
1975
Jawaban
D
Sumber:
Choi, Fredrick D.S dan Mueller, Gerhard G. 1998. Akuntansi
Internasional. Edisi 2. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Choi,
Fredrick D.S dan Meek, Gary K. 2010. International Accounting. Edisi 6. Buku 1.
Jakarata:
Salemba Empat
1 komentar:
Agen Bola
Agen Judi
Agen Judi Online
Agen SBOBET
Agen IBCBET
Agen Casino
Poker Online
Agen Judi Terpercaya
Prediksi Bola
Bandar Judi
Bandar Bola
Judi Online
Bola Online
Prediksi Swansea City VS Manchester United
Prediksi Atalanta VS Frosinone
Prediksi Bochum VS Monaco
Posting Komentar