Insomnia
Posted by Astri Sri Dayanti
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur
atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh
adanya suatu penyakit atau
akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau
psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah
terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk
memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif
mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia
tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya
untuk bisa beristirahat. Semua
obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa
mereka tidak dapat tidur tanpa
obat tersebut.obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa
Diagnosa
Spesialis tidur kedokteran
memenuhi syarat untuk mendiagnosis berbagai gangguan tidur. Pasien dengan
berbagai penyakit termasuk sindrom fase tidur tertunda sering salah didiagnosis
sebagai Insomnia.
Untuk mendiagnosis insomnia,
dilakukan penilaian terhadap:
- Pola tidur penderita sakit jiwa
- Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
- Tingkatan stres psikis.
- Riwayat medis.
- Aktivitas fisik.
Diagnosis berdasarkan kepada kebutuhan
tidur secara individual.
Penyebab
Insomnia bukan suatu penyakit,
tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan
emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik
pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan
gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur
hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari
lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal
tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan
gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia
berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya
terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada
waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai
akibat dari:
- Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
- Bekerja pada malam hari.
- Sering berubah-ubah jam kerja.
- Penggunaan alkohol yang berlebihan.
- Efek samping obat (kadang-kadang).
- Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Gejala
Penderita mengalami kesulitan
untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan
kelelahan.
Pengobatan
Pengobatan insomnia tergantung
kepada penyebab dan beratnya insomnia. Orang tua yang mengalami
perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan,
karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan
dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan
obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia
tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Durasi tidur dan kematian
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh America Cancer
Society menemukan bahwa mereka yang
dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah,
sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur
selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat
menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol
durasi tidur dan insomnia,
penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia
0 komentar:
Posting Komentar